Puan Ungkap Obrolan dengan Prabowo, Jokowi dan SBY di Retret Magelang
Ketua DPR RI, Puan Maharani, membagikan cerita tentang momen kebersamaannya dengan Presiden Prabowo Subianto, serta dua mantan Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam sebuah pertemuan yang berlangsung di Magelang. Pertemuan tersebut terjadi sebelum mereka menghadiri Upacara Parade Senja di Akademi Militer (Akmil) Magelang.
Menurut Puan, pertemuan itu berlangsung dalam suasana yang santai dan penuh keakraban. Mereka berkumpul di ruang transit untuk berbincang sebelum acara resmi dimulai. Dalam diskusi tersebut, mereka tidak hanya membicarakan berbagai isu terkait pemerintahan dan kondisi negara, tetapi juga berbagi pengalaman serta pemikiran mengenai tantangan kepemimpinan dan pembangunan bangsa ke depan.
Momen ini menjadi perhatian publik karena menghadirkan tiga presiden dalam satu ruangan, baik yang sedang menjabat maupun yang sudah purna tugas. Puan menilai pertemuan semacam ini penting karena menjadi ajang silaturahmi dan diskusi yang dapat memperkuat sinergi antara pemimpin-pemimpin bangsa. Ia menegaskan bahwa dalam politik, komunikasi yang baik sangatlah penting untuk menjaga stabilitas nasional dan memastikan kesinambungan kepemimpinan yang harmonis.
Setelah berbincang, Puan bersama Prabowo, Jokowi, dan SBY menghadiri Upacara Parade Senja yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan di Akmil Magelang. Dalam acara tersebut, mereka mengenakan seragam komponen cadangan (komcad) loreng-loreng, menunjukkan kebersamaan dan semangat nasionalisme. Puan duduk di barisan depan bersama para tokoh tersebut, menyaksikan jalannya upacara yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo.
Selain keempat tokoh tersebut, acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, serta beberapa menteri dari Kabinet Indonesia Maju. Kehadiran mereka menambah makna penting dalam upacara tersebut, yang tidak hanya sekadar seremoni militer, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan kesinambungan kepemimpinan dalam membangun negeri.
Momen kebersamaan ini pun menjadi sorotan karena jarang terjadi pertemuan yang mempertemukan presiden yang sedang menjabat dengan dua mantan presiden dalam satu forum yang bersifat santai dan informal. Bagi Puan, ini menunjukkan bahwa politik bisa dijalankan dengan penuh kebersamaan tanpa harus menimbulkan perpecahan. Ia berharap, tradisi pertemuan semacam ini bisa terus berlanjut di masa depan sebagai bagian dari upaya menjaga persatuan nasional dan mendukung pembangunan Indonesia yang lebih baik.
sumber
0 Response to " "
Post a Comment